Sabtu, 16 Juli 2011

SISI LAIN DARI SPIRITUALITAS

Beberapa pertanyaan kritis cukup menantang untuk dijawab dalam berbagai tafsir dan definisi perihal spiritualitas. Di antaranya adalah; Apakah spiritualitas perayaan hidup yang menjadi inti setiap religi mampu menjawab kekerasan teror, ketidakadilan, kemiskinan, dan penghancuran alam serta tega pembunuhan sesama manusia atas nama ideologi, kepentingan kuasa, dan keserakahan ekonomi yang mau melahap seluruhnya atas nama sistem dan strukrur?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, mengingat penajaman dan penyadaran diri akan spiritulaitas merupakan yang batin, yang interior, dari setiap religi.

Inti religi kristiani misalnya, spiritualitas seringkali diartikan sebagai fanatisme beragama; sebagai suatu sikap hyper-religius yang menjalankan dan menonjolkan hidup keberagaman secara berlebihan; sebagai suatu sikap beragama secara emosional yang menyingkapkan emosi dan sentimen religius secara mencolok (misalnya dengan cara menagis, menari, berteriak, dan lainnya); sebagai upaya untuk hidup saleh dan seterusnya.

Berbagai tafsir dan definisi spiritualitas seperti inilah yang pada akhirnya membuat lingkaran penghayatan hidup dengan semangat kerohanian terpecah, antara suci sekali di ruang doa namun lain dalam aksi pasar ramai kehidupan. Makanya tidak mengherankan, ketika di luar lingkungan (pasar ramai kehidupan) gereja seringkali gagap berbicara tentang masyarakat. Akibatnya, gereja tertinggal dalam proses transformasi sosial dan cenderung tak bertanggung jawab – tanpa visi sosial. Kesalehan vertikal (kesalehan pribadi) tidak diimbangi dengan kesalehan horizontal (kesalehan sosial) yang berkembang bersama kepekaan sosial – kesalehan yang berpihak pada kebenaran dan keadilan, korban dan yang tertindas.


Salah satu tafsir dan definisi tentang spiritualitas yang patut untuk dipertimbangkan adalah dimana spiritualitas kristiani merupakan ungkapan sikap hidup yang selalu berkarya, karena dengan berkarya itulah hidup kita menghidupkan orang lain serta membawakan kebaikan bagi semua orang yang pada dasarnya adalah sesama ciptaan Tuhan. Dengan perkataan lain, spiritualitas kristiani bukanlah hanya menyangkut kegiatan rohani saja, tetapi lebih penting lagi ia membuahkan hasil-hasil kegiatan konkret yang dibutuhkan manusia untuk membangun dirinya sebagai manusia yang utuh di dalam dunia ini. Dan inilah sisi lain dari spiritualitas.